Konawe, Britakita.Net
Hari ini, Tanggal 28 Oktober 2020 merupakan salah satu Hari yang bersejarah di Republik ini. Tepat 92 Tahun yang lalu di Tanggal yang sama para pemuda dari seluruh Indonesia mendeklarasikan diri sebagai bukti kesadaran akan rasa nasionalisme dan kebangsaan yang kemudian dikenal dengan istilah Sumpah Pemuda.
Jika 92 Tahun yang lalu Sumpah Pemuda dilakukan sebagai bentuk pergerakan untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari Penjajah Kolonial, beda halnya dengan saat ini.
Meski penjajahan secara langsung pada bangsa ini telah lama tiada, bukan berarti semangat Sumpah Pemuda luput begitu saja. Tentunya Milenial harus mengambil bagian dari hasil kemerdekaan pada bangsa ini diberbagai sektor seperti Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Teknologi.
Namun, seiring waktu berjalan dan perkembangan teknologi berbagai fenomena menyasar kalangan muda. Seperti yang diungkapkan salah satu Tokoh Pemuda asal Kabupaten Konawe, Muh Kahfi Zurahman.
Pria yang kini menjabat sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Konawe ini menjelaskan, berdasarkan pengamatan dirinya, peran pemuda saat ini dibidang politik masih belum menonjolkan spirit Sumpah Pemuda seperti yang digelorakan 92 Tahun yang lalu.
“Seharusnya kita sudah semakin matang dalam membangun demokrasi yang berkelanjutan, disitu diharapkan adalah terlihat peran pemuda, tapi saya banyak berdiskusi dengan pemuda, mereka banyak yang tidak mengerti, apa itu demokrasi yang baik bagaimana” ungkapnya kepada britakita.net Rabu, (28/10/20).
“Demokrasi kita kedepannya akan baik, mana kala pemuda paham akan politik dan mau berpartisipasi di pembangunan demokrasi” lanjutnya.
Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lakidende ini berharap, partisipasi pemuda khususnya dalam pesta demokrasi tidak hanya bersifat musiman, melainkan dapat berkelanjutan secara terus menerus.
“Jangan musiman, jangan hanya nanti mau dekat Pemilu, Pilkada. Setidaknya sejak dibangku Sekolah Menengah Atas bisa digalakan tentang demokrasi, di tingkat Perguruan Tinggi” tegasnya.
Dalam momentum Sumpah Pemuda, peran pemuda dalam pembangunan demokrasi juga diharapkannya kedepan tidak bertentangan dengan Undang-Undang (UU) yang kemudian mencederai asas Pemilu. Sebab, menurutnya eksekusi dari demokrasi merupakan Pemilihan Umum (Pemilu).
“Karena konsepnya rakyat yang berdaulat, rakyat diberikan ruang untuk menentukan pemimpinnya. Demokrasi adalah cara paling ideal untuk pemuda dalam membangun bangsa ini, tetapi pemuda saat ini lebih cenderung dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan sehingga dibutuhkan kesadaran dari para pemuda. Bayangkan saja kalau pemuda bergerak mengambil spirit Sumpah Pemuda 1928 itu, saya kira kehidupan berbangsa dan demokrasi itu akan lebih baik” tutupnya.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Tokoh Pemuda lain yang saat ini berkiprah di dunia pengacara, Ramdhan Riski Pratama salah satu tokoh pemuda dan putra daerah Kabupaten Konawe mengatakan pemuda saat ini harus instropeksi diri akan perjuangan para pendahulu.
“Kita mestinya malu kepada para pemuda pendahulu pendahulu kita yang dengan segala keterbatasan dan ditengah situasi bangsa sedang terjajah mereka selalu memikirkan cita–cita dan masa depan bangsa. Para pendahulu kita mampu mengisi waktu muda mereka dengan belajar, berdiskusi dan terjun langsung dilapangan dalam rangka upaya mempersatukan semua rakyat dalam bangsa yang satu ialah bangsa Indonesia” ungkap Pria yang akrab Ramdhan ini.
Mantan Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Konawe ini mengajak para pemuda dari seluruh pelosok tanah air agar senantiasa menumbuhkan jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme.
“Berangkat dari hal tersebut, melalui momentum peringatan Sumpah Pemuda ini mari kita tumbuhkan dan tingkatkan jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dengan mengisi waktu muda dengan kegiatan kegiatan yang positif demi kemajuan bangsa, terutama cerdas dan bijak dalam menggunakan gadget dan menyebarkan informasi di media sosial. Persatuan dan Kesatuan nilainya sangat Mahal, Pastikan kita tidak menjadi salah satu dari Pemuda yang masuk penjara atau berurusan dengan hukum hanya karena kebodohan dan kebencian dalam menggunakan media sosial” tutupnya.
Dirinya juga memberikan tips untuk kalangan pemuda saat ini untuk mengisi berbagai sektor di negara ini.
“Tips untuk para pemuda (termaksud saya) dalam mengisi kemerdekaan ialah pastikan bahwa informasi yang kita terima dan yang kita disebarkan tidak mengandung berita bohong, provokasi dan ujaran kebencian, yang dapat memecah belah persatuan bangsa dan juga memecah belah tangis kita didalam jeruji besi.” Tutupnya.
Jika dimasa lampau Sumpah Pemuda merupakan bagian dari usaha dan kerja keras kaum muda terpelajar yang kemudian menjadi pioner pergerakan persatuan bangsa dalam melawan penjajah, maka di era milenial saat ini tentunya kita semua berharap spirit Sumpah Pemuda dapat menjadi dorongan untuk kaum milenial untuk membangun bangsa dan negara untuk kehidupan yang lebih baik.
Laporan: Arman T
Editor: Amar