Antara Marketing Mix dan Loyalitas “Sebuah Goresan Kecil Pemasaran”

waktu baca 3 menit
Senin, 8 Feb 2021 22:50 0 475 redaksi

Salah satu ciri lahiriah dari setiap manusia adalah mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, mulai dari kebutuhan yang bersifat biologis seperti rasa lapar dan haus hingga kebutuhan yang bersifat psikologis, yaitu kebutuhan akan pengakuan, penghargaan dan rasa kepemilikan. “Kebutuhan” adalah keadaan mendasar dan bersifat naluriah yang wajib dipenuhi sedangkan “keinginan” adalah hasrat dan tuntutan atas pemuasan dari kebutuhan tersebut, sehingga bisa dikatakan bahwa keinginan merupakan suatu kebutuhan yang dibentuk dari hasil penginderaan manusia sehingga tercipta hasrat.

Kajian pemasaran menjelaskan bahwa keinginan terhadap suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan untuk membeli akan menciptakan permintaan. Seiring dengan perkembangan zaman, produsen senantiasa menggiring masyarakat untuk selalu berupaya memenuhi keinginan dan mencari kepuasan atas sebuah produk. Hal ini menjadi suatu strategi dari pihak produsen untuk menciptakan loyalitas dari pelanggannya terhadap produk berupa barang atau jasa yang disediakan.

Upaya produsen untuk menciptakan loyalitas sangat ditentukan oleh barang atau jasa apa yang dibutuhkan konsumen secara umum, harga dari barang atau jasa, kegiatan memperkenalkannya kepada konsumen dan proses mendistribusikan barang atau jasa itu dari produsen kepada konsumen. Kegiatan memasarkan produk yang dipengaruhi oleh interaksi keempat hal di atas dinyatakan dengan istilah marketing mix, yaitu bauran (mix) dari interaksi proses pemasaran dengan komponen utamanya adalah produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place).

Masing-masing komponen tersebut berinteraksi satu sama lain guna menciptakan suatu permintaan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan dan memberikan manfaat serta dapat diterima baik oleh konsumen yang pada ujungnya konsumen akan meningkat menjadi pelanggan loyal.

Loyalitas atau kesetiaan adalah suatu komitmen yang mendalam untuk membeli kembali atau berlangganan suatu barang atau jasa secara konsisten pada waktu-waktu kedepannya sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian produk yang sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha pemasaran pihak lain yang berpotensi untuk menyebabkan tindakan perpindahan produk. Produsen untuk mendapatkan loyalitas pelanggannya perlu strategi pemasaran yang tepat dan kompleks.

Konsumen akan menjadi pelanggan loyal pada suatu produk yang bisa memenuhi persepsi dan nilai yang tercipta atau dengan kata lain bahwa pelanggan merasa puas atau bisa juga terikat dalam suatu program yang dijalankan produsen. Persaingan pemasaran dalam segmen yang sama sangat ketat, baik dalam hal produk, harga, promosi, pendistribusian dan perluasannya yang menuntut produsen untuk lebih kreatif dalam menarik perhatian konsumen.

Kemampuan suatu produk untuk memberikan kepuasan pada pemakainya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk dalam benak konsumen, sehingga memungkinkan konsumen menjadikannya pilihan pertama bilamana akan terjadi pembelian di waktu yang akan datang.

Harga dapat menunjukkan dan memengaruhi bagaimana konsumen itu dapat menjadi pelanggan yang loyal. Jika suatu produk ditawarkan dengan harga yang wajar dan mampu memengaruhi konsumen agar melakukan pembelian secara konsisten, bukan tidak mungkin konsumen akan menjadi pelanggan yang loyal.

Promosi juga berperan penting dalam menjadikan konsumen sebagai pelanggan loyal, dalam melakukan promosi hendaknya ditampilkan sesering mungkin di media yang gampang dijangkau oleh konsumen baik secara offline maupun online (omnichannel). Promosi yang dilakukan haruslah menarik, berkesan, mudah dipahami dan yang tidak boleh dilupakan adalah menimbulkan rasa penasaran.

Peran distribusi juga sangat besar dalam menjadikan konsumen itu sebagai pelanggan yang loyal. Seorang pemasar harus selalu siap menyediakan produk kepada konsumen, selalu menyediakan produk di outlet ataukah melalui media sosial yang dengan mudah dilihat atau dibaca. Hal ini dilakukan agar konsumen tidak beralih ke merek lain sebagai substitusi dari produk yang sejenis.

Ditulis Oleh: Dr. David C.E. Lisapaly 

Penulis :
Editor :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!