Pertubuhan Ekonomi Stabil di Masa Pandemi, Bupati Konawe : Saya Punya Jurus Khusus

waktu baca 3 menit
Minggu, 28 Feb 2021 09:41 0 441 redaksi

Konawe, Britakita.Net

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada perekonomian suatu daerah, dimana seluruh daerah khususnya pada sektor ekonomi. Namun hal tersebut tidak begitu berpengaruh di Kabupaten Konawe, dimana hal tersebut terjadi karena jurus-jurus Bupati Konawe dalam menerapkan pemerintahannya sehingga Konawe menjadi daerah pertumbuhan ekonomi yang baik ditahun 2020.

Hal tersebut sesuai dengan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dimana Kabupaten Konawe masih diperingkat teratas grafik laju pertumbuhan PDRB dari 17 kabupaten/kota se-Sultra pada tahun 2020. Yang trennya masih positif meski mengalami pelambatan akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2019, laju pertumbuhan PDRB Konawe berada pada posisi 11,84 persen dan menjadi 6,42 persen ditahun 2020.

Pertubuhan Ekonomi Stabil di Masa Pandemi, Bupati Konawe : Saya Punya Jurus Khusus

Bupati Konawe, Kery Saiful Kongguasa bersama Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara

“Kalau trennya memang semua daerah melambat karena Covid-19. Tapi di Konawe, laju PDRB masih positif. Padahal, hampir semua daerah di Sultra grafiknya mendekati nol bahkan ada yang negatif,” kata Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa saat dikonfirmasi Britakita.net Sabtu (27/2/21).

Lanjut Bupati dua periode itu dirinya memiliki jurus-jurus yang diterapkan di Kabupaten Konawe, yakni berdasarkan prinsip dasar pembangunan yang merujuk pada Undang-undang (UU) Otonomi Daerah. Dimana, UU tersebut memiliki tiga semangat, yakni bagaimana meningkatkan pelayanan publik, daya saing daerah serta kemandirian daerah.

Pertubuhan Ekonomi Stabil di Masa Pandemi, Bupati Konawe : Saya Punya Jurus Khusus

Bupati Konawe, Kery Saidul Kongguasa

“Saya punya Jurus khusus agar bisa bertahan, Termasuk risiko Covid-19 ini ataupun bencana alam lainnya. Kita masih kuat. Masyarakat kita masih mampu dari segi daya beli. Sektor manufaktur kita juga masih mampu berproduksi. Itu bedanya kita di Konawe dengan daerah lain di Sultra,” kata Ayah anggota DPR RI itu.

Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konawe Ferdinand Sapan, menjelaskan, pandemi Covid-19 sudah pasti berimbas pada melambatnya laju PDRB di semua wilayah se-Sultra. Namun khusus wilayah Konawe, katanya, grafik PDRB masih lebih baik ketimbang daerah lainnya.

Ia menyebut, salah satu kemungkinan penyebab laju PDRB di daerah lain yang grafiknya mendekati nol bahkan minus, tak lain dikarenakan wilayah-wilayah di luar Konawe tersebut bukan merupakan daerah produksi.

“Mungkin selama ini, wilayah diluar Konawe itu hanya mengandalkan sektor jasa. Termasuk, wilayah-wilayah kota Kendari, Bau-bau bahkan Kolaka. Jadi begitu sektor jasa terdampak Covid-19, sektor lain ikut kena (terdampak) semua. Artinya, mereka tidak punya alternatif lain untuk menopang pertumbuhan ekonominya,” argumen Ferdinand Sapan.

Lantas mengapa laju pertumbuhan PDRB di Konawe masih positif ? Ferdinand mengemukakan, Konawe merupakan daerah produksi sehingga dampak pandemi tidak begitu dirasakan oleh masyarakat. Katanya, laju PDRB di Konawe hanya melambat sekira 5 persen pada tahun 2020 berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan BPS. Konawe sebagai daerah produksi, lanjutnya, tak sekadar mengandalkan sektor pertanian saja. Melainkan, juga bertumpu pada sektor manufaktur sebagai penopang perekonomian di wilayah setempat.

Pertubuhan Ekonomi Stabil di Masa Pandemi, Bupati Konawe : Saya Punya Jurus Khusus

“Manufaktur itu ialah industri. Tapi bukan yang ada di kecamatan Morosi saja. Ada juga industri lain, seperti pengolahan. Termasuk sawit dan penggilingan padi. Itu kan industri pengolahan semua. Itu yang mendorong dan menopang angka pertumbuhan ekonomi kita di Konawe. Alhasil, dalam situasi seperti sekarang ini, kemampuan daya beli masyarakat kita di Konawe masih kuat,” beber Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Konawe itu.

Faktor lain yang membuat perekonomian di Konawe masih menggeliat, sambung Ferdinand, yakni aspek kemandirian daerah yang didukung oleh kebijakan politik penganggaran di Konawe yang sedikit berbeda dibanding politik penganggaran pada daerah lainnya.

Perbedaan tersebut salah satunya, fokus pemkab Konawe mendorong urusan pilihan dalam hal ini sektor pertanian, supaya mampu menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat. Dirinya menjelaskan, dalam struktur APBD itu ada dua urusan. Yakni, urusan wajib dan urusan pilihan.

“Urusan wajib, semua daerah harus melakukan itu. Termasuk didalamnya infrastruktur. Tetapi untuk urusan pilihan, masih ada daerah yang tidak concern kesitu,” sambungnya. (Advetorial)

 

Penulis :
Editor :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!