Anies Baswedan Berkunjung di Sultra Disambut Isak Tangis Warga Desa Torobulu

waktu baca 2 menit
Selasa, 9 Jan 2024 20:04 0 1050 redaksi

Kendari, Britakita.net

Kedatangan Calon Presiden Republik Indonesia (Capres RI) di Sulawesi Tenggara (Sultra) disambut isak tangis dan keresahan masyarakat Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Selasa, (9/01/2024).

Ketua Aliansi Masyarakat Torobulu, Idam, menyuarakan aspirasi masyarakat Desa Torobulu terkait krisis lingkungan yang dihadapi akibat kegiatan pertambangan.

Idam menyoroti penambangan yang dilakukan oleh PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) di kawasan permukiman warga, yang telah menyebabkan dampak serius terhadap lingkungan.

Kata Idam, Desa Torobulu hari ini mengalami krisis lingkungan, dengan salah satu contoh nyata adalah tercemarnya air yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari.

Penampungan air bersih di desa tersebut terpapar oleh kegiatan pertambangan, sehingga mengubah air menjadi berwarna hitam dan menyebabkan masalah kesehatan seperti gatal-gatal.

“Ketika disimpankan decline airnya berubah menjadi warna hitam dan kemarin juga masyarakat sudah mengalami gatal-gatal dan lain-lainnya,” ungkap Idam.

Hadirnya calon Presiden nomor urut 01, Anies Baswedan di Sultra, Idam berharap, bahwa jika terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, Anies dapat memperhatikan nasib Desa Torobulu.

Dalam menyampaikan aspirasinya, Idam menekankan bahwa masyarakat desa tidak menentang investasi, tetapi menolak pertambangan di sekitar kawasan pemukiman.

“Kami berharap Anies Baswedan, jika terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, dapat mengambil sikap untuk mengantisipasi pertambangan di sekitar permukiman kami,” jelasnya.

Meskipun masyarakat desa telah melakukan konfirmasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan, namun belum ada sikap jelas dalam menghentikan kegiatan pertambangan.

Bahkan kata dia, dirinya dan masyarakat setempat berencana melakukan rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD provinsi untuk membahas dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan di Desa Torobulu.

“Namun hingga saat ini, dari pemerintah daerah tingkat kabupaten maupun provinsi belum ada kejelasan,” pungkasnya.

Penulis : Salman
Editor : Redaksi




LAINNYA
error: Content is protected !!