Minyak Goreng Langka Jelang Ramadan, Pemda Konkep Bakal Dorong Peningkatan Produksi Minyak Kelapa

waktu baca 3 menit
Jumat, 11 Mar 2022 13:06 0 431 Admin Britakita.net

Konkep, Britakita.net

Sebulan menjelang bulan Ramadan, minyak goreng mulai langka dan sulit ditemukan di sejumlah pasar dan toko di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).

Kelangkaan ini bahkan membuat warga di Kelurahan Langara Kecamatan Wawonii Barat resah, karena sejak beberapa waktu belakangan kios maupun toko di wilayah tersebut kehabisan stok minyak goreng.

Terkait masalah ini, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Setda Konkep, Khaerullah mengatakan jika kelangkaan minyak goreng di Konkep terjadi sebagai imbas terjadinya kelangkaan minyak goreng di Kota Kendari.

Menurutnya, kelangkaan minyak goreng di ibu kota provinsi tersebut terasa hingga ke daerah karena di Kota Kendari adalah distributor sedangkan di Konkep hanyalah penyalur.

Untuk itu dirinya meminta Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) agar membangun komunikasi dengan pembuat minyak kelapa.

“Dinas Perindagkop harusnya berkomunikasi dengan pihak pembuat minyak kelapa, jadi setelah di buat oleh masyarakat langsung di ambil dan di pasarkan. Jangan suruh bikin baru simpan agar modal pembuat minyak kelapa dapat berputar,” kata Khaerullah, Jumat (11/3/2022).

Khaerullah menuturkan, menghadapi bulan Ramadan pihaknya akan mengirim data ke provinsi terkait tujuh jenis harga pokok yang ada di Konkep.

Selain itu juga mempertanyakan harga minyak goreng, karena komoditas minyak goreng termasuk dalam sembilan bahan pokok yang stoknya harus selalu tersedia.

“Harga minyak di Konkep Kita mengambil dari dua OPD yaitu OPD Ketahanan pangan dan OPD Perindagkop, karena sembilan bahan pokok mereka yang lebih tau mengenai harga, ketersediaannya dan kelangkaannya,” terang Khaerullah.

Sementara itu, lanjutnya, untuk di Bagian Ekonomi hanyalah monotoring, mengawasi, dan mengevaluasi dan membuat laporan tiap tiga bulan sekali.

Untuk itu, dirinya meminta Dinas Perindagkop, Ketahanan pangan dan OPD yang berbaur di bidang Pendapatan Aset Daerah (PAD) maupun bidang ekonomi harus mengetahui lebih rinci tentang kondisi saat ini.

Dirinya berharap terkait kelangkaan minyak ini. dapat dihidupkan sektor-sektor yang di bawah yaitu masyarakat atau usaha menengah ke bawah dengan diberikan fasilitas atau pelatihan.

“Difasilitasi dan diberikan pelatihan untuk membuat minyak yang baik untuk syarat masuk di penjualan,” harapnya.

Setelah masuk di syarat penjualan, kata Khaerullah, langkah selanjutnya adalah pemasaran dan pemasaran ini harus diperjelas.

“Memang pemasaran yang jelas. Setelah pemasarannya jelas, apakah kita bisa swasembada minyak, istilahnya kita bisa produksi banyak dan bisa kita lempar keluar daerah Konkep, lebih detailnya jangan hanya berputar di Konkep saja,” pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang warga Usan Mursalin (29) mengatakan dengan kelangkaan minyak goreng sangat berdampak bagi warga terlebih masyarakat ekonomi kebawa atau masyarakat kecil.

“Dampak salah satunya yang tadinya istri saya sering goreng-goreng jadi sekarang tidak ada, rebusan semua yang kita makan. Kita mau cari minyak di sini tidak ada bahkan mentega atau bluband tidak ada juga,” kata Usan.

Usan mengungkapkan, harusnya dinas terkait bisa turun ke lapangan secara langsung untuk melihat dampak kelangkaan minyak goreng di masyarakat.

“Harusnya dinas terkait yaitu Perindagkop harus turun kelapangan secara langsung, karena kita ketahui harga lima liter minyak mencapai 120 ribu dari harga awal 75 ribu. Apalagi di lihat sekarang ada beberapa grosir di Konkep sudah menjual secara ecer akibat kelangkaan minyak,” terang Usan.

Senada dengan itu, salah seorang pedagang gorengan Maemuna (37) mengatakan, dalam satu dosnya minyak goreng dijual seharga Rp. 300.000 dengan isi 24 picis.

Sedangkan dalam satu picis itu 500 mili liter atau stengah liter. Selanjutnya, untuk minyak goreng di jerken lima liter harganya Rp. 120.000 dari harga sebelumnya yaitu Rp. 75.000.

“Saya beli di toko yang depan SMP, yang datang hanya 20 dos, itupun sudah banyak orang di dalam toko mengantri. Ini saja dari tadi saya menunggu baru saya dapat, dan kebanyakan orang sudah memesan terlebih dahulu,” jelas Maemuna.

Laporan : Aan Ahmad

Editor : Kang Upi

Penulis :
Editor :

Admin Britakita.net

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!