Sulit Mendapatkan Kerja di Masa Pendemi, Dua Janda di Kota Bertakwa Memilih jadi PSK Online

waktu baca 3 menit
Jumat, 3 Sep 2021 09:21 0 1507 redaksi

Kendari, Britakita.net

Sulitnya mencari pekerjaan di Masa Pendemi membuat masyarakat harus mencari alternatif lain untuk tetap bertahan hidup. Bahkan pekerjaan yang harampun terpaksa dilakukan oleh masyarakat seperti yang dilakukan Dua Janda di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sebut saja Darah (29) dan Rose (29) (nama samaran red) yang terpaksa menjajahkan kehormatannya kepada para pria hidung belang demi keberlangsungan hidupnya dan Keluarganya.

Darah yang merupakan Warga berdomisili di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menceritakan kepada Britakita.net secara eksklusif, yang mengatakan dimasa Pandemi Covid-19 apapun serba sulit. Ditambah lagi dirinya harus menghidupi anaknya yang masih berumur Enam tahun.

“Saya sudah melamar kerja kiri kanan, rata-rata tidak menerima karyawan dengan alasan Pandemi. Ada juga pekerjaan yang saya dapat tapi gajinya tidak bisa memenuhi kebutuhan saya dan anak saya,” katanya.

Kebutuhan hidup yang harus dipenuhi ditambah lagi membiayai anaknya yang kini telah duduk di Sekolah Dasar (SD) dikampung, membuat dirinya tak bisa berfikir panjang dimana jalan satu-satunya untuk memenuhi hal tersebut wanita bertubuh sintal itu harus bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).

“Mau kerja apalagi? Pilihan terakhir sudah itu, yah kami jalani saja. Saya lakukan ini semata-mata untuk menyambung hidup dan memberikan kehidupan yang layak untuk anak saya,” katanya.

Darah juga menceritakan untuk mencari pria yang haus akan belaiannya dirinya menggunakan sebuah aplikasi media sosial dengan cara Online. Dimana dengan aplikasi tersebut dirinya bisa melayani pelanggannya, yang dalam sehari dirinya bisa memuaskan nafsu Lima sampai Delapan pria.

“Saya pakai sistem Boking Out (BO), jadi saya standby di Hotel. Kalau mereka chat saya, saya arahkan mi itu laki-laki dihotel,” katanya.

Untuk hotel yang digunakan memuaskan birahi para pelanggannya, Darah biasa berpindah-pindah hotel. Dimana dalam sehari dirinya berpindah hotel dua sampai tiga kali, tergantung keamanan dan kenyamanan pelanggan juga untuk menghindari petugas.

“Untuk tarif itu saya kasih harga Rp 800 ribu, namun terkadang juga bisa turun sampai Rp 500 ribu. Dan dari tarif itu saya harus menyetor Rp 100 ribu untuk pihak hotel sebagai penyedia tempat,” katanya.

Hal serupa diceritakan Rose, dimana Janda anak satu itu merupakan wanita asal Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Yang datang di Kendari berniat untuk bekerja karena panggilan kerabatnya.

“Awalnya saya dipanggil bukan untuk bekerja seperti ini tapi ada pekerjaan yang halal, namun karena Pandemi yang membuat saya sulit mencari kerja. Mau tidak mau saya harus bekerja karena untuk mengirimkan uang anak saya dikampung,” katanya.

Bisnis lendir pun digeluti Rose, demi bisa bertahan di Kota Bertakwa ini dan juga bisa mengirimkan uang kepada anaknya dikampung.

“Saya asli Samarinda, Kalimantan dikendari belum terlalu lama. Dan anak saya ada sama keluarga di Kalimantan, jadi untuk kehidupan anak saya, saya harus mengirimkan uang dari hasil kerja saya di Kendari, jadi untuk bisa bertahan hidup dan mengirimkan uang anakku yah saya harus menghasilkan uang dengan cara apapun,” tutupnya.

Laporan: Ardiansyah Rahman
Editor: Komar

Penulis :
Editor :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!