Pembelajaran Daring: Risiko Learning Loss Bagi Siswa

waktu baca 10 menit
Rabu, 24 Mar 2021 09:54 0 857 redaksi

Dampak krisis pandemik Covid-19 yang dialami lebih dari 200 negara di dunia, juga berimbas ke sektor pendidikan di Tanah Air. Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan belajar dari rumah baik dari tingkat bawah hingga Perguruan Tinggi, masayarakat dianjurkan bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah saja (Darmalaksana, W. 2020).

Penerapan social distancing dan kini berubah menjadi physical distancing (jaga jarak) oleh pemerintah diwujudkan dan diterapkan dalam semua aktivitas masyarakat seperti bekerja dari rumah, work from home (WFH), belajar secara online dari rumah atau belajar daring (dalam jaringan) bagi siswa dan mahasiswa, menunda acara pertemuan bagi yang melibatkan banyak orang seperti rapat, konferensi, seminar atau melakukannya lewat konferensi video secara virtual (teleconference).

Mengintegrasikan teknologi di masa wabah pandemic Covid19, dalam pembelajaran dengan sistem pembelajaran daring menjadi pilihan utama (Kemendikbud, 2020). Selama lebih dari satu dekade terakhir, Internet telah memiliki dampak yang mendalam pada pendidikan dengan memungkinkan pertumbuhan pembelajaran online atau daring yang fenomenal. Di masa pandemik Covid-19 pertumbuhan pemanfaatan pembelajaran secara daring semakin pesat terjadi hampir di seluruh belahan dunia.

Padahal, aktivitas belajar siswa adalah hal fundamental untuk mencapai tujuan belajar. Pun rentetan program telah dilincurkan kementrian bertajuk ‘Penggerak’ yang diluncurkan Nadiem sejak dirinya menjabat sebagai pemimpin tertinggi di Kemendikbud seperti Guru Penggerak, Dosen Penggerak, Organisasi Penggerak, dan yang terbaru adalah Sekolah Penggerak pada intinya memberikan pelatihan dan pendampingan bagi satuan pendidikan diseluruh Indonesia untuk meningkatkan capaian pembelajaran baik disaat normal maupun dimasa pandemik Covid-19. menurut Hattie dari laman OEDC (2020) kita tidak boleh terlalu fokus pada dampak penutupan sekolah terhadap pembelajaran siswa menganjurkan guru kemudian fokus pada “apa yang harus dipelajari” siswa untuk mempertahankan kinerja pembelajaran berkelanjutan.

Sebab kalau tidak siswa Indonesia menghadapi potensi risiko ancaman gangguan pembelajaran (disrupted learning) dan menipisnya pembelajaran (learning loss) di tengah badai pandemic Covid-19, tentu mengancam masa depan pendidikan bangsa.
Atmosfir belajar yang menyenangkan di rumah Bukan hanya guru yang berperan, orang tua siswa pun menjadi sumber pendamping anak dalam belajar daring. Apalagi saat ini pandemic sulit dipredikasi kapan akan berakhir.

Belajar yang mengairahkan dengan guru maupun orang tua sebagai motivator dari rumah akan menjadi target dalam metode pembelajaran daring untuk capaian pembelajaran sebagaimana dijabarkan dalam kurikulum. Disamping itu aspek motivasi, atitude siswa juga menjadi perhatian guru dan orang tua dalam mengawal pendidikan anak didik.

Selaras dari riset Karen Swan,2019 disebutkan bahwa lingkungan pembelajaran diubah dan dibuat sedemikian melalui teknologi berbasis web, atau berbagai platform pendidikan tidak hanya menghilangkan hambatan waktu, ruang, dan gaya belajar juga memberikan peningkatan akses ke pendidikan, dapat menantang gagasan tradisional kita tentang pengajaran dan pembelajaran.

Meskipun sekolah ditutup namun kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran tidak berhenti, berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan bahwa seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) di rumah. Pembelajaran daring merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer.

Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa, dimana pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Konsep pembelajaran daring memiliki konsep yang sama dengan e-learning. Selama pembelajaran daring berlangsung banyak orang tua yang mengeluhkan beberapa masalah yang dihadapi selama peserta didik belajar dirumah, diantaranya terlalu banyak tugas yang diberikan dan guru yang belum mengoptimalkan teknologi.

Disamping banyaknya keluhan orang tua mengenai pembelajaran daring, namun ternyata pembelajaran juga memiliki beberapa kelebihan. Adapun beberapa kelebihan dari pembelajaran daring yaitu adanya keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan si kamar, ruang tamu dan sebagainya serta waktu yang diseseuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam.

Dapat mengatasi permasalahan mengenai jarak, misalnya peserta didik tidak harus pergi ke sekolah dahulu untuk belajar. Tidak ada batasan dan dapat mencakup area yang luas. Disamping dari adanya kelebihan pembelajaran daring, namun pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Menurut Firman dan Sari (2020) kelebihan dari pembelajaran daring adalah membangun suasana belajar baru, pembelajaran daring akan membawa suasana yang baru bagi peserta didik, yang biasanya belajar di kelas.

Suasana yang baru tersebut dapat menumbuhkan antusias peserta didik dalam belajar. Adapun beberapa kekurangan yang terjadi pada pembelajaran daring yaitu anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana rumah yang kurang kondusif. Keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang menjadi penghubung dalam pembelajaran daring serta adanya ganguan dari beberapa hal lain.

Selaras dengan pendapat Menurut Hadisi & Muna (2015: 131) pembelajaran daring mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran daring yang dilaksanakan saat ini menjadi hal baru yang dirasakan oleh guru maupun peserta didik

Kurikulum jika memungkinkan, itu harus mengakomodasi pembelajaran online, karena memberikan fleksibilitas dan peluang terbesar untuk interaksi. Jika tidak semua siswa memiliki perangkat dan konektivitas, temukan cara untuk menyediakannya bagi siswa.
Jelajahi kemitraan dengan sektor swasta dan komunitas dalam mengamankan sumber daya yang disediakan oleh perangkat dan konektivitas ini; (b) dengan jelas mendefinisikan peran dan harapan guru untuk secara efektif mengarahkan dan mendukung siswa untuk belajar dalam situasi baru, melalui instruksi langsung jika memungkinkan atau panduan untuk belajar mandiri; (c) Buat situs web untuk berkomunikasi dengan guru, siswa dan orang tua tentang tujuan kurikulum, strategi dan kegiatan yang disarankan dan sumber daya tambahan (Cooper et al., 1996, hal. 5; Reimers & Schleicher, 2020).

Namun dari segi penilaian, jika mengacu pada Kurikulum 2013 sangat mungkin terjadi bermasalah karena sulitnya melakukan penilaian otentik yang mengacu pada standar penilaian, yang terdiri dari (1) penilaian kompetensi sikap melalui observasi, self assessment, peer penilaian oleh siswa dan jurnal, (2) pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan tugas, dan (3) keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang mengharuskan siswa untuk mendemonstrasikan kompetensi tertentu menggunakan tes praktik, produk, proyek, dan portofolio (Maryati et al., 2019, p.130).

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) pada poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemic Covid-19; c. Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masng, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dirumah; d. Bukti atau prosuk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah keahlian dalam penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta didik. Dabbagh (dalam Hasanah, dkk., 2020:3). menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau secara online yaitu : (a). Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring kriteria ketuntasan pemahaman materi dalam pembelajaran ditentukan oleh pelajar itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan sendiri serta mahasiswa harus mandiri. Sehingga kemandirian belajar tiap mahasiswa menjadikan pebedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda. (b). Literacy terhadap teknologi : selain kemandirian terhadap kegiatan belajar, tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika pembelajaran online/daring merupakan salah satu keberhasilan dari dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran daring/online siswa harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi yang akan digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran online/ daring ialah komputer, smartphone, maupun laptop. Perkembangan teknologi di era 4.0 ini menciptakan bayak aplikasi atau fitur–fitur yang digunakan sebagai sarana pembelajaran daring/online. (c). Kemampuan berkomunikasi interpersonal : Dalam ciri-ciri ini pelajar harus menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan interpersonal sebagai salah satu syarat untuk keberhasilan dalam pembelajaran daring. Kemampuan interpersonal dibutuhkan guna menjalin hubungan serta interaksi antar pelajar lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran online dilaksanakan secara mandiri. Maka dari itu kemampuan interpersonal dan kemampuan dalam komunikasi harus tetap dilatih dalam kehidupan bermasyarakat.

Kolaborasi dalam pembelajaran daring

Siswa harus mampu berinteraksi dengan siswa lainnya ataupun dengan guru /dosen pada sebuah forum yang telah disediakan, karena dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah pelajar itu sendiri. Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga perlu dijaga guna untuk melatih jiwa sosial mereka. Supaya jiwa individualisme dan anti sosial tidak terbentuk didalam diri pelajar. Dengan adanya pembelajaran daring juga pelajar mampu memahami pembelajaran dengan kolaborasi. Pelajar juga akan dilatih supaya mampu berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung pembelajaran daring.

Menciptakan Kemandirian belajar

Salah satu karakteristik pembelajaran daring adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena ketika proses pembelajaran, si pembelajar akan mencari, menemukan sampai dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia pelajari.

Pembelajaran mandiri merupakan proses dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam mengidentifikasi apa yang perlu untuk dipelajari menjadi pemegang kendali dalam proses pembelajaran” (Kirkman dalam Hasanah,2020). Ketika belajar secara mandiri, dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran secara daring.

Bagaimana memastikan keberlangsungan belajar siswa di masa pandemic masih menjadi pertanyaan besar semua kalangan, masyarakat akademisi dan pakar pendidikan. WA masih menjadi platform favorit baik bagi siswa maupun guru terutama di wilayah pedesaan. Dari berbagai artikel dan hasil penelitian menunjukkan pembelajaran daring di nilai lebih efektif.

Kesuksesan belajar daring di era digital 4.0 bisa dilihat dari sejauh mana kesiapan sarana yang cirinya adalah penggunaan Internet of thinking (IOT) sebagai tolok ukur utama di setiap sendi kehidupan modern, tidak terkecuali sektor pendidikan. Namun , muncul kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring terutama tidak meratanya akses internet di seluruh nusantara, inovasi pembelajaran yang masih minim, rendahnya penggunaan terhadap literasi teknologi media pembelajaran juga ditemukan kurangnya fasilitas siswa seperti gadget (android) untuk pembelajaran daring, infrastruktur penyediaan acces point belum terpenuhi terutama di daerah terlaur terdepan dan terisolir atau disebut 3T.

Disisi lain, metode pembelajaran daring saat ini dirasa kurang merespon aspek motivasi belajar siswa dilihat dari cakupan dan keterjangkauan analisis kebutuhan belajar dan kemampuan peserta didik kita, ini karena roh pembelajaran telah direduksi oleh sistem pembelajaran daring.

Inovasi harus didukung regulasi dan infrastruktur memadai dalam pembelajarn daring
Banyak kemudahan dan keberanekaragaman media daring selain WA ( Whats App) belajar online atau daring tersedia saat ini pun didukung juga dengan situs web yang disediakan di laman resmi pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia seperti Learning House, Google G Suite for Education, Smart Class , Quipper School , Ruang Guru, Online School , Sekolahmu . Zenius , Google Classroom, Google Group, TeamLink, Microsoft Teams, Kaizala Microsoft, Zoom Meeting & Webinar, Youtube, Google Hangouts, dan lainnya akan memdudahkan siswa dalam berinteraksi dan mengkases ilmu pengetahuan secara daring.

Pun pemerintah atau institusi layanan pendidikan mesti menyediakan infrastuktur jaringan dengan bandwith/kapasitas jaringan internet yang memadai untuk akses dan kelancaran pembelajaran daring. Memanfaatkan media daring yang beragam sebagai peluang baik bagi siswa maupun guru.

Siswa harus literat terhadap teknologi digital saat ini yang sangat beragam. Maka diperlukan semangat kolaborasi dalam belajar baik antar siswa (intrapersonal) sesama kalangan guru, keberhasilan suksesnya tujuan pembelajaran sangat tergantung dari sejauh mana siswa sering berinteraksi dengan sesama siswa lain selama pembelajaran daring maupun offline. Solusi kreatif diperlukan saat ini oleh semua pemangku kepentingan pendididkan , jika tidak aktivitas belajar daring oleh siswa tidak akan berjalan mulus sebagaimana diharapkan.

Oleh: Ahmadi

(Guru SMAN 1 Kendari dan Mahasiswa Konsentrasi Pemasaran Magister Manajmen STIE66 Kendari)

Penulis :
Editor :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!