Sebut Gerindra Sultra Krisis Kader Pemimpin, Pengamat Politik M Najib Husen Disebut “Asbun”

waktu baca 3 menit
Senin, 17 Jul 2023 05:52 0 515 redaksi

Kendari, Britakita.net

Pengamat Politik di Sultra, M Najib Husein baru saja mengeluarkan Statement yang dianggap tendensiun dan menyudutkan Partai Gerindra Sultra, dimana Pengamat tersebut menyebut Gerindra di Bumi Anoa Krisis Kader Pemimpin. Dan atas pernyataanya tersebut Dosen disalah satu Universitas ternama di Sultra itu, disebut “Asal Bunyi” (Asbun) oleh Kader Partai Gerindra Sultra.

Salah satu Kader Gerindra yang geram dengan pernyataan pengamat tersebut adalah Kader Gerindra Masa Depan (GMD) Ardan Setyadi yang mengatakan bahwa profesi sebagai pengamat politik tentu memerlukan keahlian khusus. Selain karena jalan politik penuh lika-liku, kemungkinan, trend dan perkembangan segala sesuatunya sangat cepat berubah. Sehingga dituntut untuk terus mengikuti perkembangan dinamika politik itu sendiri.

“Jangan Asbun lah sebagai seorang pengamat karena Seorang pengamat mestinya memiliki bekal wawasan, interaksi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengamatannya harus berdasarkan kajian ilmiah yang bisa menunjang pengamatannya, sehingga tidak serta merta kemudian pengamatannya menjadi subjektif dan tendensius ,” ujar Ardan dalam keterangannya, baru-baru ini.

Ardan yang juga alumni sekolah politik Pro Demokrasi itu mengungkapkan, kader Gerindra di Bumi Anoa telah mampu melahirkan sejumlah tokoh pemimpin di jazirah Sultra. Itu terbukti dengan terpenuhinya kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten dan Kota hingga Provinsi.

“Tidak selesai disitu, dibawah kepemimpinan Andi Ady Aksar (Triple A) , Gerindra Sultra mampu bertengger diposisi teratas berdasarkan hasil survei partai politik Pemilu 2024 yang dilansir Saiful Mujani Research and Consulting atau SRMC,” beber Ardan.

Hasil ini tentunya buah kerja dari sosok pemimpin Triple A yang mampu tampil konsisten dalam membawa pesan-pesan kebangsaan dan kerakyatan Prabowo Subianto di Sulawesi Tenggara.

Gerindra Sultra juga aktif mengirim kader-kader mudanya untuk menempuh pendidikan di sekolah kader Gerindra Padepokan Garudayaksa milik Prabowo Subianto di Hambalang. Kader-kader ini disiapkan untuk melahirkan calon-calon pemimpin yang mempunyai jiwa patriot dan nasionalis.

“Oleh karena itu jika kemudian ada anggapan bahwa Gerindra Sultra krisis kader pemimpin, saya pikir itu sesat. Karna penilaiannya masih terlalu prematur untuk menyimpulkan persoalan,” papar Ardan.

Terkait kader Gerindra atau siapapun yang tersandung persoalan hukum, kata dia, maka sudah selayaknya sebagai masyarakat yang patuh dan taat terhadap aturan yang berlaku di Republik Indonesia tetap harus mengikuti proses hukum yang sedang berlangsung hingga diputuskan dan dapat dibuktikan di meja persidangan.

“Jangan justru kemudian proses hukum masih sementara berproses lalu ada sejumlah pihak kemudian tergesa-gesa untuk menyimpulkan,” semprot Ardan.

Kader lainnya yang tidak nyaman dengan komentar pengamat politik itu, yaitu Syaifullah Halik yang juga merupakan Ketua DPRD Kabupaten Kolaka mengatakan seharusnya akademisi bisa berkomentar lebih objektif menilai. Jangan memberikan komentar yang tidak memiliki dasar yang jelas.

“Mana bukti dan risetnya Gerindra Krisis Kader? Hampir seluruh Kabupaten Kota ada Kader Gerindra yang menjadi anggota DPRD. Bahkan saya sendiri menjadi Ketua DPRD di Kolaka dan Wakil Bupatinya juga dari Gerindra,” katanya.

“Terus yang dimaksud dengan krisis Kader itu seperti apa, seharusnya akademisi yang memberikan teladan dalam memberikan sebuah komentar agar bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Laporan: Mar

 

Penulis :
Editor :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!