Pemkab Apresiasi Petani dengan Uji Coba Pupuk Organik

waktu baca 4 menit
Senin, 5 Apr 2021 18:33 0 222 redaksi

Konawe, Britakita.net

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe mengapresiasi petani padi yang menggunakan pupuk organik cair biocell SR2020. Nyatanya di musim panen kali ini, di Desa Waworoda Jaya, Kecamatan Tongauna Utara, Konawe, menunjukkan hasil lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk biasa.

Hal ini dibuktikan pada panen padi hasil uji coba efektivitas biosel, yang dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara (GTS) dengan sejumlah kepala OPD, dan pemerintah kecamatan/desa di wilayah itu.

Pemkab Apresiasi Petani dengan Uji Coba Pupuk Organik

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara saat menghadiri panen Padi, Pada petani yang melakukan uji coba pupuk organik

Dihadapan orang nomor dua di Konawe itu, salah seorang penyuluh, Mukidi langsung mempraktikan penggunaan Biosel SR2020. Dia mengatakan, biosel tersebut sangat baik untuk tanaman padi. Pasca penggunaan biosel, ia melihat tanaman padinya lebih padat dan berisi.

Serangan hama penyebab pembusukan leher tanaman padi pun terhindar berkat biosel. Dalam satu hektar sawah ia memakai 12 botol biosel SR2020. Kata dia, untuk perbotol biosel dibanderol dengan harga Rp 100 ribu dan ini sangat terjangkau bagi petani di wilayahnya.

Setalah mendengar pemaparan Mukidi. Dikesempatan tersebut Wakil Bupati Gusli Topan Sabara mengapresiasi keberhasilan uji coba Biosel SR2020 saat melakukan panen. Ia melihat langsung bagaimana padi hasil ujicoba Biosel dengan padi yang menggunakan pupuk biasa.

Pemkab Apresiasi Petani dengan Uji Coba Pupuk Organik

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara saat menghadiri panen Padi, Pada petani yang melakukan uji coba pupuk organik

Gusli menerangkan, padi dengan Biosel bulir, hasil padinya padat hingga ke panggal. Sementara yang menggunakan pupuk lain atau pupuk biasa tampak ada bulir yang tak berisi. Begitupun dengan keadaan batang padi yang menggunakan Biosel tampak kokoh berdiri. Sementara padi dengan pupuk lainnya, tampak beberapa titik tumbang akibat tersapu angin.

GTS menyampaikan kegelisahan yang kerap ia dengar dari petani. Khususnya masalah ketersediaan pupuk dan obat-obatan yang selalu kurang. Olehnya itu, ia menyarankan agar petani dan pemerintah desa (Pemdes) untuk membuat konsorsium atau membentuk badan usaha bersama yang bisa mengelola jual beli pupuk dan usaha lain yang berkaitan dengan dunia pertanian.

“Setiap ada pertemuan dengan petani, saya sering bilang buat konsorsium. Tapi ini tidak pernah dilakukan,” katanya.

Pemkab Apresiasi Petani dengan Uji Coba Pupuk Organik

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara saat menghadiri panen Padi, Pada petani yang melakukan uji coba pupuk organik

Mantan ketua DPRD Konawe ini menuturkan, jika desa-desa yang ada di Tongauna, Tongauna Utara dan Kecamatan lainnya bersatu membuat konsorsium, maka akan terkumpul puluhan desa.

“Misalnya ada 60 desa, menyisipkan dana desanya Rp200 juta (dana BUMDes) untuk usaha bersama dikonsorsium tersebut maka akan terkumpul dana Rp12 M,” tutur GTS sapaan akrab Gusli Topan Sabara.

Dana sebesar itu, lanjutnya, bisa di gunakan untuk membuka usaha pupuk, penggilingan dan jual beli gabah. GTS menyarankan agar menunjuk orang profesional dan digaji untuk menjalakan usaha itu.

“Kalau itu jalan Pemda akan hadir, bantu mesin drayer (pengering) dengan kapasitas 50 ton perjam. Kalau semua usaha ini dikalikan keuntungannya, itu tidak sedikit. Desa jadi mandiri, petani sejahtera,” terang Gusli.

Pemkab Apresiasi Petani dengan Uji Coba Pupuk Organik

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara saat menghadiri panen Padi, Pada petani yang melakukan uji coba pupuk organik

Disisi lain lanjut GTS, jika usaha yang dijalankan berjalan dengan baik, pihak bank akan melirik. Perbankan dan pengelola usaha bersama di desa bisa membuat komitmen standby loan (komitmen pinjaman dengan mekanisme tersendiri

“Kalau usaha bagus, minta standby loan ke perbankan, Rp50 M pasti ada. Tetapi ini bisa dilakukan jika ada dukungan semua stakeholder, terutama camat dan desa,” jelasnya.

Di tempat panen, GTS juga sempat bertemu dengan pria bernama Sultan, salah satu pemilik penggilingan. GTS mengaku, dirinya mendapat informasi dari Kepala Desa Anggohu, Dwi Septiawan, kalau hendak ke tempat panen wajib bertemu Sultan. Alasannya, Sultan selama ini dikenal sebagai pengusaha penggilingan yang banyak membantu petani.

“Pak Sultan ini kalau beli gabah petani kita tidak pernah di bawah empat ribu. Pengusaha seperti ini yang patut kita apresiasi,” tandasnya.

Sementara itu, Supriono selaku perwakilan Biosel mengatakan, pihaknya sejauh ini sudah banyak melakukan uji coba Biosel SR2020 di daerah lain dan berhasil. Di Konawe, Desa Waworoda Jaya, Kecamatan Tongauna Utara kebetulan menjadi yang pertama dan juga dinilai berhasil.

“Selain menjual Biosel jenis pupuk organik untuk padi, kami juga menjual Biosel untuk tambak ikan dan udang. Ada juga Biosel imun yang dikonsumsi manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh,” pungkasnya.

Laporan: Rudi
Editor: Amar

Penulis :
Editor :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!