Bahasa Tolaki Masuk Kurikulim Pendidikan Jenjang SD dan SMP se Kota Kendari

waktu baca 2 menit
Kamis, 31 Agu 2023 08:39 0 1819 redaksi

Kendari, Britakita.net

Indonesia merupakan negara multi etnik yang memiliki aneka ras, suku bangsa, bahasa, agama, dan budaya. Keragaman tersebut menjadi pemersatu bangsa melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesi memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda antara satu dengan bahasa yang lain. Keunikan bahasa disetiap daerah yang ada di Indonesi menandakan identitas daerah tertentu.

Di Sulawesi Tengara, ada sembilan bahasa daerah selain bahasa pendatang yang terdapat di Sulawesi Tenggara, yaitu Culambacu, Cia-cia, Kulisusu, Lasalimu-Kamaru, Moronene, Muna, Tolaki, Wolio, dan Pulo.

Bahasa Tolaki merupakan bahasa mayoritas di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bahasa Tolaki dituturkan di Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dan beberapa tempat di Kota Kendari.

Sehingga keunikan tersebut menjadi perhatian Pemerintah Kota Kendari agar tidak tergerus oleh arus globalisasi yang semakin melanda dunia dengan berbagai perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat.

Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari kini telah mensosialisasikan Kurikulum Merdeka Belajar Muatan Lokal (Mulok) Bahasa Tolaki pada jenjang SD dan SMP se-Kota Kendari. Rabu (30/8/23).

Kegiatan yang digelar pada Rabu (30/8/23) di Aula Samaturu Kantor Wali Kota Kendari itu diikuti oleh 30 Kepala Sekolah SD dan 110 Kepala Sekolah SMP yang ada di Kota Kendari.

Kepala Dinas (Kadis) Dikmudora Kota Kendari Saemina mengatakan, penerapan muatan lokal bahasa tolaki itu berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Kendari nomor 421.2/3085/2023.

Dalam penerapannya, minimal sehari dalam sepekan budaya tolaki seperti, menggunakan bahasa tolaki, berpakaian kearifan lokal tolaki, mempertunjukan keterampilan dan kerajinan lokal tolaki dan menampilkan seni permainan tradisi tolaki yang diwariskan secara turun temurun.

“Penerapanya seperti pembelajaran biasa seperti yang dipaparkan pada kurikulum merdeka itu,” ucap Saemina saat ditemui awak media di Aula Samaturu Kantor Wali Kota Kendari, Rabu (30/8/23).

Penerapan kurikulum muatan lokal bahasa tolaki itu, kata Saemina adalah bagian dari upaya untuk melestarikan budaya nasional yang diharapkan dengan hadirnya kurikulum muatan lokal ini peserta didik mampu memahami kearifan lokal yang ada di Kota Kendari.

“Mengetahui dan memahami budaya-budaya di Kota Kendari khususnya, termaksud bahasanya, kebudayaannya, seni tari dan seni budaya musik dadrah,” harapnya.

Selain itu dirinya juga mengharapkan, komitmen seluruh Kepala Sekolah jenjang SD dan SMP se Kota Kendari untuk berkolaborasi saling mendukung satu sama lain dalam hal pengembangan kurikukum muatan lokal bahasa tolaki ini.

“Sehingga Kepala Sekolah merupakan penyambung tangan kami di satuan pendidikan yang kini, maka mereka harus mampu mensosialisasikan kepada guru dan peserta didiknya,” tutupnya.

Penulis : Rizal
Editor : Red

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




LAINNYA
error: Content is protected !!